Senin, 07 April 2014

Pesan Tanya Dari Sebuah Potret Untuk Kita

Hari itu kita berpesta dibawah naungan teriknya matahari Surabaya...
Panas dan teriknya matahari Surabaya tak menjadi penghalang bagi kita untuk berpesta untuk kesuksesan bersama..
Karena ada sukacita dan kebahagiaan yang bergelora dalam kebersamaan kita siang itu..
Dan semuanya itu terekam secara statis dalam potret ini..
Kita melempar pet yang menutup kepala kita itu setinggi mungkin..
Sambil berteriak, tertawa, bahagia....
Sungguh potret yang hebat karena bisa merekam semua emosi jiwa dalam satu jepretan kamera...

Belakangan aku sadar... apa makna dibalik potret emosi jiwa itu...
Dimana kita terlihat melempar pet kita setinggi mungkin..
Sepertinya tidak saja ada kebahagiaan dan kesuksesan yang terejawantahkan disana...
Tapi dibaliknya juga ada kegalauan dan kebimbangan terimplisit dalam potret itu...


Layaknya pet yang kita lempar setinggi langit..
Kita tahu pet itu akan jatuh ke bawah..
Tapi kita tak bisa tahu dengan pasti kapan dia akan sampai ke bawah..
Dan kita tak bisa tahu jatuh ke bawah di sebelah mana....
Kemudian ketika sudah terjatuh.. kita akan saling menebak satu sama lain.. untuk memilih mana pet kepunyaan kita masing-masing..
Ada yang benar memungut pet kepunyaannya..
Ada yang salah memungut.. lalu berusaha mencari lagi kepunyaanya.. mencari kalau saja ada teman yang mengambil petnya.. dan berusaha mengembalikan pet yang telah dia pungut kepada pemilik aslinya..
Ada juga yang salah memungut.. tapi dia tetap tenang dan memakai pet itu... tanpa memperdulikan perasaan temannya tentang pet temanya yang telah dia ambil secara sembarangan...

Suka atau tidak suka..
Lika-liku potret pelemparan pet itu...
Adalah gambaran bagi kita semua..
Untuk masa yang sedang kita jalani..
Dan masa penentuan yang akan kita tempuh demi masa depan kita masing-masing...

Tentang masa yang akan datang setelah tamat dari Almamater tercinta..
Mau dilanjutkan kemana masa depan ini???
Mau dibawa kemana ijazah ini???
Mau bekerja dimana kita nanti???
Memang kita akan bekerja dibawah naungan Kementrian Perhubungan...
Tapi dimana???
Belum lagi pasti akan ada pembunuhan satu sama lain diantara kita dalam perebutan kursi kerja nanti..
Entah lewat pertarungan yang jantan.. atau lewat pembunuhan dari belakang yang sungguh keji..
Itu semua sungguh membuat kita bimbang dan tak pasti..

Aku hanya berharap.. seandainya itu semua memang terjadi..
Tali silahturahmi dan ikatan kebersamaan kita tetap terjaga selamanya..

Maka marilah kita semua memanjatkan doa kepada Tuhan..
Minta petunjukNya bagi masa depan kita..
Agar ketika kita dipertemukan olehNya dalan tautan waktuNya di masa yang akan datang nanti..
Kita semua dapat saling tersenyum bangga satu sama lain..
Atas kesuksesan dan masa depan cerah yang telah kita raih....

(for all 21-ers)


(Palembang, 15 September 2013)

Terbang Dan Tenggelam Demi Masa Depan Hingga Di Penghujung Nopember Nanti

Satu kesempatan yang hilang dengan percuma..
Tinggal beberapa kesempatan yang masih ada..
Ada yang memiliki titik terang...
Ada yang masih tanda tanya..
Terdengar kabar.. beberapa sobat perantau telah berpulang ke kota mereka masing-masing..
Terdengar juga dari jauh panggilan kerinduan untuk cepat kembali pulang..


Tapi..mohon kalian bersabar..
aku masih ingin berjuang..
Karena entah mengapa..
walau semuanya penuh dengan tanda tanya..
Tapi aku masih kecanduan dengan kisah perantauanku ini..
Bagiku, satu kesempatan hilang bukan berarti hilang segalanya
Satu kesempatan yang hilang itu tudak akan memadamkan api dari lilin semangatku..
Masih ada kesempatan lain yang menanti goresan kisahku...
Jadi mohon kalian bersabar....
Aku janji... disaat Nopember 2013 menemui ajalnya nanti..
Aku akan pulang.. apapun yang terjadi..
Karena aku juga ingin menikmati masa Natal dan Tahun Baru bersama kalian lagi..
sesuatu yang tak pernah aku nikmati dalam tiga tahun terakhir ini..

Maka biarkan untuk sementara ini..
Biarkan aku terus mengecup keruhnya Sungai Musi.. walau aku juga rindu dengan birunya Pantai Lasiana..
Biarka aku  terus makan pempek serta cukonya... walau aku juga rindu akan jagung titi dan daging se'i...
Biarkan aku terus menegak tuak... walau aku juga rindu akan nikmatnya sopi...
Dan biarkan aku terus melewati Jembatan Ampera.. walau aku juga rindu untuk melewati Jembatan Liliba..

Tuhan, beri aku kesabaran lagi..
Beri aku api semangat lagi..
Jangan Kau padamkan lilin semangatku...
Beri aku petunjukMu..
Karena aku akan terus berjuang sesuai irama kata hati ini..
Dan sepenuhnya aku tetap berserah padaMu...
Aku yakin.. sesuatu yang indah sedang menantiku disana..


Walau harus terbang dan tenggelam menjalani ksah perantauan ini..
Aku akan terus berjuang!!!


(Palembang,17 0ktober 2013)



Minggu, 07 April 2013

kembali mengubur asa yang telah membara..

dan sekali lagi ..
asa ini harus terkubur mati..
padahal dia hampir menjadi terang benderang..
sedikit lagi..
namun sayang.. penjegal datang menghadang..
memadamkan api asa itu dengan siraman air hujan yang tak terekspetasi...

mungkin itu yang membuat suasana berubah dingin..
antara kami tak ada lagi kehangatan..
rupanya sudah ada yang mengklaim dibelakang..

baiklah.. aku terima..
asa ini kupadamkan lagi..
mungkin asa ini akan ku kobarkan.. sewaktu kembali nanti saja...

Minggu, 21 Agustus 2011

liburan kelabu

Add caption
liburan disini..
liburan disana
sepertinya sama saja..
tak ada yang indah..
semuanya semu belaka..
mungkin ada baiknya aku tetap disana..
disini hanya melepas rindu..
yang sebenarnya rindu yang tak terlalu menggebu..
dan masih bisa aku kendalikan..
entah kenapa aku kini merasa menyesal karena telah balik lagi..
mungkin karena dengan mereka..
bersua atau tidak bersua sama saja..
ahk... liburan yang kelabu....

Senin, 15 Agustus 2011

pulang...

bumi sriwijaya
sejenak cerita disini akan berhenti
dan akan dilanjutkan pada kota karang..
untuk sementara waktu
mungkin tidak terlalu indah untuk dilakukan
karena ini akan ku tulis dengan pena bermata dadakan
dengan lembaran kertas kerisauan yang tak berharga..

tapi oleh karena ini terjadi karena ada yang merindu..
rindu akan kehadiranku di sampingnya
sehingga mungkin tidak juga terlalu buruk..

yang jelas kisah yang akan ku tulis ini
hanyalah sekedar pengobat rindu..

ibu.. aku akan pulang ...

Senin, 01 Agustus 2011

berkisah hidup di bumi sriwijaya









kini sudah setahun aku menulis kisah pada bumi sriwijaya ini.
lebih aneh
lebih keras
lebih menyendiri
tapi yang jelas makin menambah variasi pada buku kisahku...
menjadi seorang perantau
yang hanya mengandalkan keberanian
semangat
dan doa
hanya itu saja yang kubawa dari kota karangku tercinta

waktu memang sangat unik..
pada awal dan pertengahan sungguh terasa
tetapi dia akan menjadi sebuah bendah yang tak pernah terjamah
ketika kita sampai pada akhirnya
waktu memang sungguh ajaib..

tapi yang jelas..
cerita ini harus kulanjutkan..
karena ini masih panjang
baru setahap yang telah dilewati..
masih ada beberapa tahap lagi yang harus kulalui
untuk menamatkan petualanganku di bumi sriwijaya ini..


semoga jawaban sang waktu dan keinginan Sang Khalik
masih seirama dengan harapanku ini
agar ada harmoni dalam kisah hidupku nanti.....

Sabtu, 30 Juli 2011

menanti badai datang lagi




aku sekarang berada pada dunia tenang..
tanpa angin tanpa badai..
tak ada guntur yang sering mengoyak langit nuraniku
bahkan tak ada awan kegelisahan yang sering menghias atap pikiranku
normal-normal saja adanya









tapi aku jadi muak sendiri..
karena jadinya tak ada irama.
tak ada terang dan gelap..
hanya ada remang-remang penuh tanda tanya
tanda tanya untuk apa yang akan aku lakukan sekarang..
sungguh tak bergairah...




sekarang aku baru tahu
bahwa tak selamanya ketenangan itu membawa damai..
kadang ketenangan yang terlalu lama
bisa menumbuhkan benih-benih kebosanan..

tapi bukan berarti aku minta badai..
karena aku tak ingin dihancurkan lagi..

tapi aku tahu bahwa hidup ini layaknya bumi
yang akan terus mengalami perubahan musim..
dari cerah ke dingin...
bumi yang selalu mengalami pergantian gelap dan terang..

itulah kehidupan ini..

harus ada saatnya cerah..
harus ada juga saatnya suram..
harus ada saatnya kita tertawa dan merasa damai..
harus juga saatnya kita menangis dan merasa gelisah
bahkan sesekali kita mesti merasa kecewa

karena layaknya jika tanpa hitam
orang tidak akan tahu memaknai apa itu putih
begitu juga hidup ini..
harus ada kesedihan dan kegelisahan
agar kita mampu
memaknai kebahagiaan
sebaik mungkin







jadi kini..
seiring dengan waktu yang terus mengalir..
dalam ketenangan yang membosankan ini..
aku menanti badai apa yang akan datang menyapaku lagi..

karena kedamaian dan ketenangan yang aku rasakan sekarang ini
sungguh membosankan..

aku ingin tantangan datang lagi..
aku ingin berjuang lagi......
aku ingin bersusah payah lagi..
karena inilah yang akan membuatku bisa memaknai hidupku ini
dengan corak cerita yang beragam..
dan mampu mendewasakan aku..