waktu itu angin masih berkelana seperti biasa
mengarungi samudera dan tiap benua sesuka hatinya..
tapi tiba-tiba dia berhenti sesaat..
dia tertegun melihat suatu pemandangan aneh..
sekumpulan burung dara yang tampak kebingungan menarik hatinya..
lalu dia menyempatkan dirinya untuk menyapa para dara itu..
dari mata mereka tampak api kesedihan sedang membumihanguskan keceriaan mereka
angin pun bertanya kepada mereka..
"wahai kalian lambang kesetiaan... apa gerangan hingga kalian tampak seperti ini..?"
lalu salah satu dari mereka menjawab dengan lesu..
"kami sedang sedih dan bingung melihat keadaan disekitar kami..
kami tak tahu kemana kami harus bertengger..
kami tak tahu dimana kami harus membangun sarang kami lagi.."
mendengar itu angin pun bertanya lagi..
"mengapa bisa begitu?"
si dara pun menjawab..
"karena ditempat ini tak ada lagi pohon-pohon seperti dulu..
para makhluk serakah itu telah menggantinya dengan tanaman besi beton dan semen.."
setelah itu angin pun diam sejenak..
dia mencoba mencerna tiap kaliamat yang diucapkan mereka tadi....
dan timbulah rasa iba yang mendalam pada nurani angin..
lalu dia mengajak para lambang cinta yang murni itu untuk naik kepundaknya..
dia mengajak mereka untuk terbang mengelilingi bumi..
lalu dia berkata...
"mereka memang serakah...
aku dan para musim juga membenci mereka....
kami telah sepakat untuk memanggil bencana..
supaya dia membuat mereka hancur dan meminta maaf kepada alam ini...
tinggal menunggu izin dari Sang Pemilik kehidupan saja...."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar